Like this blog.... ^_^

Tuesday, December 27, 2011

Kekuatan Azan..

Keistemewaan Azan..

Waktu bergerak dan terus berputar. Malam berganti dan siang kembali menjelang. Begitu seterusnya, hingga fase alam dunia ini berakhir. Tentu, tidak ada yang bisa menahan gerak sunatulah-Nya ini. "Sungguh dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berilmu." (QS Ali Imran [3]: 190).

Tiap kali terjadi pergantian dari malam ke siang atau sebaliknya, maka bagi mereka yang beriman kepada Allah, pasti akan menyambutnya dengan panggilan shalat. Saat peralihan dari malam ke siang bukankah kita disambut dengan shalat Subuh. Saat peralihan dari siang ke malam kita disambut dengan shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Bahkan, pada tengah malam saat penghuni bumi terlelap dalam tidurnya, mereka para perindu-Nya berdiri menegakkan shalat, rukuk, dan sujud kehadirat Allah Rabbul 'Izzah.

Orang yang beriman pasti merindukan suara azan yang bersahutan dari berbagai masjid dan mushala. Karena, tidak ada alunan suara yang berhenti memenuhi ruang semesta di negeri ini selain azan. Selama 24 jam, azan akan terus berkumandang bahkan menjelajah ke seluruh seantero bumi ini. Dari Papua hingga Aceh, terus berlanjut hingga berbagai negara dan benua. Belum selesai kumandang azan Zhuhur di Amerika, Azan Subuh sudah kembali menyapa Papua. Tanpa kita sadari, para muazin di seluruh penjuru dunia ini, tak henti-hentinya bersahutan mengumandangkan azan.

Suara azan Zhuhur seolah meredam teriknya sinar sang surya. Suara azan Ashar bercampur dengan sinar mentari yang menghangat dan tiupan angin yang sepoi. Suara azan Maghrib yang lantang, mengajak melepas penatnya hari. Suara azan Isya, membawa kehangatan ketika malam mulai beranjak dingin. Sementara suara azan Subuh memecah keheningan dan membangunkan kesadaran.

Semua panggilan azan ini bertujuan mengingatkan penghuni bumi yang beriman kepada Allah untuk tegak dengan shalatnya. Mengingat Allah sebanyak-banyaknya dan mengajak manusia untuk tidak terlelap dan lupa pada kesibukan dan keasyikan dunia. Menyeru manusia untuk tidak tersesat dalam kegelapan dunia dan kepengepan akhirat.

Perhatikanlah lafaz-lafaz azan yang sering kita kumandangkan itu. Betapa tingginya kekuatan azan dan betapa indah kata-katanya. Kata-kata itu dengan seluruh kekuatannya terus-menerus mengingatkan kita akan palsunya segala klaim keduniawian. Di bumi dan di langit hanya ada satu Tuhan yang pantas disembah dan diikuti ajaran-Nya.

Ketahuilah, azan bukan semata panggilan muazin, tetapi panggilan Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Coba simak ulang lafaz azan. Ternyata yang dipanggil "Hayya 'alash shalah" adalah yang bersyahadat. Artinya, mereka yang telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah; tidak ada ajaran yang dapat membahagiakan kecuali ajaran yang dibawa utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW. Mereka yang tidak bersyahadat tidak dipanggil.

Sementara panggilan itu dalam rangka "al-falaah," meraih kesuksesan dunia akhirat. Inilah yang membuat orang-orang beriman selalu bahagia mendengar dan memenuhi panggilan setiap kumandang azan.



Amazing Azaan Discovery at 24 Hours A Day!





ALLAH Is Being Remembered ALL Over The World Every Minute!

استغفر الله الحمد لله الله اكبر لا اله الا الله سبحان الله

Sunday, October 16, 2011

islam itu indah.janganla mengotorinya,...





Azan yg dilaungkan oleh Abdelwahab Ben Youcef di Gereja Marble Collegiate di kawasan Manhattan,New York.Suara azan yg dikumandangkan oleh anggota jamaah Marble Collegiate Church itu merupakan salah satu acara awal ketika berlangsungnya dialog segi tiga agama dalam kalangan penganut agama, iaitu Islam, Kristian & Yahudi di New York.

apa yang mereka isukan disini??




kemusykilan di sini..mengapa rami orang yg megutuk video nie..sedangkan mereka tidak tahu apa2 pown.kita tidak boleh menyalahkan apa yg terkandung atau yg termaktub di dalam Al-Quran.
Sebagai umat islam yg memegang agama islam bkn sahaja dari namanya ataupun ketuturannya..tetapi memegang agama islam dari jiwa,hati dan seluruh anggotanya demi islam maka tidak hairanlah mereke2 tidak berbuat demikian.Oleh itu jangan la kita bersikap dengki antara satu sama yg laen sama ada islam ataupun bukan islam.kita hanya insan yg lemah.tuhan saja yg menentukan hidup kita.marilah kita bersatu sebagai manusia yang berpendirian teguh pada agamanya.islam tidak mengajar sama sekali kita bersikap dengki mendengki,kutuk mengutuk antara umat ataupown agama yg lain..
Marialah kita bersifat yg terbuka..lapangkan dada kita luaskan la fikiran kita supaya boleh terima seadanya apa yg telah ditentukan..

FIKIR-FIKIRKANLA..RENUNG-RENUNGKANLA..& SELAMAT BERAMAL....

Friday, August 5, 2011

رمضان المبارك

SELAMAT MEYAMBUT BULAN RAMADHAN......



Walaupown terlewat sikit...tp...ramadhan ini tetap berada di sisi kita...INSYAALLAH....


Ramaḍān, terjemahan harfiah: "panas terik") (biasa digelar "Ramadan Al-Mubarak") adalah merupakan bulan yang ke-9 dan bulan paling suci di dalam kalendar islam. Seperti bulan islam lain, bulan ini mempunyai 29 atau 30 hari. Pada bulan ini umat Islam ini diwajibkan berpuasa seperti yang termaktub dalam al-Qur'an yang bermaksud:

Bulan Ramadan, yang di dalamnya diturunkan al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang menjelaskan petunjuk dan (menjelaskan) perbezaan (antara yang benar dan salah). Oleh itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa pada bulan itu...

surah Al-Baqarah,ayat 185


Bulan Ramadan merupakan masa untuk umat Islam berfikir dan merenung diri sendiri, bersolat, membuat kebajikan dan meluangkan masa dengan keluarga serta sahabat handai. Diharapkan dengan berpuasa dari fajar hingga senja umat Islam akan dapat mempertingkatkan disiplin diri dan menjadi pemurah, dengan mengingati kesusahan hidup sebahagian manusia yang miskin papa.


Peristiwa semasa Ramadan

Turunnya al-Qur'an

Para ulama bersetuju bahawa Al-Quran mula diturunkan pada bulan Ramadan, namun tarikhnya kurang jelas.ahlu sunnah wal jamaah menerima bahawa al-Qur'an diturunkan pada malam Jumaat, 17 Ramadan dan oleh itu 17 Ramadan diperingati sebagai hari turunnya wahyu (Nuzul Quran) buat pertama kalinya (terdapat juga perbezaan pendapat mengenai perlu tidaknya peristiwa ini dirayakan). Pada malam tersebut surah Al-'Alaq ayat 1 hingga 5 diturunkan ketika Nabi Muhammad s.a.w sedang berada di Gua Hira. Peringatan peristiwa ini biasanya dilakukan dengan acara ceramah di masjid-masjid.

Lailatul Qadar

Lailatul Qadar (malam ketetapan), adalah satu malam yang khusus terjadi di bulan Ramadan. Malam ini dikatakan dalam al-Quran pada surah Al-Qadr, lebih baik daripada seribu bulan. Saat pasti berlangsungnya malam ini tidak diketahui namun menurut beberapa riwayat, malam ini jatuh pada 10 malam terakhir pada bulan Ramadan, tepatnya pada salah satu malam ganjil yakni malam ke-21, 23, 25, 27 atau ke-29. Malah ada sebahagian ulama yang menganggap ia berlaku pada malam genap seperti malam 24 Ramadan. Walaubagaimanapun, antara hikmah malam ini dirahsiakan agar umat Islam rajin beribadat di sepanjang malam khususnya di sepuluh malam yang terakhir. Sebahagian Muslim biasanya berusaha tidak melewatkan malam ini dengan menjaga diri agar berjaga pada malam-malam terakhir Ramadan sambil beribadah sepanjang malam.

Lain-lain

Terdapat banyak peristiwa penting yang berlaku dalam bulan ini. Antaranya:

  • 10 Ramadan 8 H: Pembukaan Makkah (630 M)
  • 17 Ramadan 2 H: Perang Badar (624 M)



SEMOGA IBADAH DALAM BULAN RAMADHAN ANDA DI TERIMA OLEH ALLA S.W.T.
INSYAALLAH.....AMIN...

Friday, April 15, 2011

KIAMAT!!



Percaya pada hari akhir atau kiamat adalah salah satu rukun iman yang wajib diimani seperti rukun iman yang lain.
Bahkan Quraisy Syihab menyebutkan bahawa iman kepada hari kiamat adalah rukun iman yang paling utama sesudah Iman Kepada Allah SWT, kerana dua rukun iman inilah yang paling sering disbutkan di dalam Aal-Qur `an (Lihat: Wawasan Al-Quran, h.80). Lalu bagaimana cara kita mengimani hari kiamat?.
Beriman kepada Hari Akhir ertinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam kitabNya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya sampai syurga dan neraka.
Tidak ada yang mengetahui kapan akan kiamat, entah 1000 tahun, 20 tahun lagi, atau bisa juga besok, bahkan sekarang juga. Kerana itulah kiamat merupakan rukun iman (kepercayaan). Allah berfirman:
"Telah dekat terjadinya Hari Kiamat. Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah" (QS an-Najm: 57-58)
FirmanNya lagi:
Mereka menanyakan kepadamu tentang hari akhir: "Bilakah terjadinya?".Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hal itu ada pada sisi Tuhanku, tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat bagi yang ada di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan mengenai hari kiamat itu adalah di sisi Tuhan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS AL-A'raaf: 187)
Kerana tidak ada yang mengetahui kapan datangnya, maka tidak pantas bagi kita untuk mengatakan bahawa kiamat akan terjadi pada tahun 2012 atau mengatakan kiamat tidak akan terjadi pada tahun 2012 tersebut. Jika kita katakan bahawa kiamat akan berlaku pada 2012, maka kita sudah merasa lebih tahu dari Allah dan itu termasuk syirik. Begitupun jika kita mengatakan bahawa kiamat tidak akan terjadi pada tahun 2012, bererti kita sudah merasa tahu dari Allah.
Kesimpulannya, percaya atau tidak percaya kiamat pada tahun 2012 adalah syirik, kerana hanya Allah yang mengetahui akan terjadi atau tidak akan terjadinya kiamat.
Jika demikian, maka kita tidak berhak mengatakan bahawa 2012 akan terjadi atau tidak terjadi kiamat. Kita hanya boleh mengimani bahawa kiamat itu tetap akan berlaku dan titik.
jadi fikir-fikirkan la.
comment ye

Tuesday, December 21, 2010

PERBEZAAN ANTARA MUSLIM DAN KAFIR LAKNATULLAH



KENAPA SEORANG MUSLIM BERBEZA DARI SEORANG KAFIR?

Setiap Muslim percaya bahawa seorang Muslim lebih tinggi darjatnya daripada seorang kafir. Allah senang terhadap seorang Muslim dan benci kepada orang kafir. Seorang Muslim akan memperolehi keselamatan dari Allah, sedangkan seorang kafir tidak. Seorang Muslim akan masuk ke syurga, dan seorang kafir akan masuk ke neraka.

Marilah kita fikir-kan benar-benar, mengapa ada perbezaan yang begitu besar antara seorang Muslim dan seorang kafir. Padahal seorang kafir adalah juga keturunan Adam, seperti kita semua. la juga seorang manusia, seperti kita semua. la juga punya tangan, kaki, mata dan telinga, seperti kita semua.

Dan sebagaimana kita semua, ia pun bernafas dengan udara yang sama, minum air yang sama, dan hidup di bumi yang sama. Allah yang menciptakan kita, adalah Pencipta-nya juga. Maka, kenapakah darjatnya rendah dan darjat kita tinggi?

Mengapa kita semua nanti akan masuk syurga dan dia masuk neraka?

APAKAH PERBEDAANNYA HANYA SOAL NAMA SAJA?

Ini adalah suatu masalah yang harus kita fikirkan secara mendalam. Perbezaan yang begitu besar antara seorang Muslim dengan seorang kafir, tidak mungkin kerana seorang itu bernama 'Abdullah dan 'Abdurrahman, sedang yang lain bernama Joni dan Robertson; atau kerana yang seorang dikhitan dan yang lain tidak; atau kerana yang seorang tidak memakan daging babi dan yang lain memakan nya.

Allah Yang Maha Kuasa, yang telah menciptakan alam seluruh manusia dan memberi nya rezeki, tidak mungkin bertindak demikian kejam, mendiskriminasikan antara makhluk-Nya, hanya kerana soal-soal kecil seperti itu dan memasukkan hamba-Nya yang satu ke syurga sedang yang lain ke neraka.

PERBEZAAN ISLAM DAN KUFR YANG SEBENARNYA

Memang benar perbezaan yang besar dalam kedudukan seorang Muslim dengan seorang kafir bukanlah kerana soal nama, khitan dan daging babi. Kalau begitu, apakah perbezaan yang sebenarnya antara keduanya?

Jawabnya hanyalah satu, yakni kerana Islam dan kufur.

Islam bererti kepatuhan kepada Allah sedangkan kufur bererti keengkaran kepada Allah. Orang Muslim dan orang kafir kedua-duanya adalah manusia, kedua-duanya adalah hamba Allah.

Tetapi yang satu berkedudukan mulia kerana ia mengakui Allah, dan mematuhi perintah-perintah-Nya. Yang satu takut akan hukuman yang akan diberikan-Nya bila ia tidak mematuhi perintah-perintah-Nya. Sedangkan yang satu lagi terperosok dari kedudukan yang itu kerana ia tidak mengakui Allah dan tidak mahu melaksanakan perintah-Nya.

Inilah sebabnya mengapa Allah senang kepada orang-orang Muslim dan benci kepada orang-orang kafir. Allah menjanjikan kurniaan syurga bagi orang-orang Muslim, dan memperingatkan orang-orang kafir bahawa mereka akan dimasukkan ke dalam neraka.

SEBAB PERBEZAAN: PENGETAHUAN DAN PERBUATAN

Dari huraian di atas jelaslah bahawa ada dua hal yang membezakan seorang Muslim dengan seorang kafir.

Yang pertama adalah pengetahuan dan yang kedua perbuatan.

Pengetahuan bererti bahawa seorang Muslim harus tahu siapa Tuhannya, apa perintah-perintah-Nya, bagaimana cara-cara untuk menuruti kehendak-Nya,perbuatan-perbuatan mana yang disukai-Nya dan mana yang tidak disukai-Nya.

Bila ia sudah tahu akan hal-hal tersebut, maka langkah yang kedua ialah bahawa ia harus menjadikan dirinya sebagai hamba dari Tuhannya, melaksanakan kehendak-kehendak-Nya, dan mengabaikan kemauan-kemauannya sendiri.

Bila hatinya ingin melakukan sesuatu perbuatan, tapi perbuatan itu bertentangan dengan perintah Tuhannya, maka ia mesti meninggalkan keinginan nya sendiri dan melaksanakan perintah Tuhannya. Apabila suatu perbuatan kelihatan mulia di matanya, tapi Tuhannya mengatakan bahawa perbuatan itu hina, maka ia harus memandangnya hina pula.

Sebaliknya, bila suatu perbuatan nampak hina di matanya, tapi Tuhannya mengatakan mulia, maka ia mesti memandangnya mulia pula.

Apabila ia melihat bahawa suatu pekerjaan mengandungi bahaya, tapi Tuhan-nya mengatakan bahawa pekerjaan itu harus dilakukan, maka bagaimanapun juga ia mesti mengerjakannya, walaupun ia mungkin akan kehilangan harta-benda atau bahkan nyawa nya.

Sebaliknya, bila ia memandang bahawa suatu pekerjaan akan mendatangkan keuntungan baginya, tetapi Tuhannya melarang nya untuk mengerjakan pekerjaan tersebut, maka ia wajib meninggalkannya, walaupun pekerjaan tersebut boleh mendatangkan keuntungan sebanyak harta benda yang ada di seluruh dunia ini.

Inilah pengetahuan dan perbuatan yang menjadikan seorang Muslim sebagai hamba Allah yang sejati, yang mendapat limpahan rahmat-Nya serta kedudukan yang luhur dan mulia.

Sebaliknya, kerana seorang kafir tidak memiliki pengetahuan ini, ia dimasukkan ke dalam golongan hamba Allah yang membangkang dan tidak mendapat limpahan rahmat-Nya.

Sekarang seandainya ada seseorang yang menyatakan diri-nya seorang Muslim, tapi ia sama bodoh nya tentang Islam dengan seorang kafir, dan sama pula pembangkangan nya kepada Allah, apakah kita mengatakan dengan menggunakan pertimbangan yang adil, bahawa kedudukannya lebih tinggi daripada seorang kafir, semata-mata kerana ia memiliki nama yang berbeza, memakai pakaian yang berbeza dan memakan makanan yang berbeza dengan orang kafir tersebut?

Dan apa pula alasannya untuk mengatakan bahawa ia berhak memperolehi rahmat Allah di dunia dan di akhirat?

Islam bukanlah sesuatu yang bersifat kesukuan, kekeluargaan atau persaudaraan yang langsung diwariskan oleh orang tua kepada anak dan dari anak kepada cucu. Kedudukan sebagai seorang Muslim tidaklah diperolehinya kerana keturunan sebagaimana hal nya kasta, di mana anak seorang Brahman akan tetap memperolehi kedudukan yang tinggi, betapa pun bodoh dan jahat perangainya, kerana ia memang lahir dalam keluarga Brahman yang berkedudukan tinggi.

Sementara itu, anak dari orang tua berkasta rendah akan tetap berkedudukan rendah, kerana memang ia lahir di tengah-tengah keluarga yang berkasta rendah. Dalam hal ini Allah telah menyatakan dalam Kitab-Nya:

"... Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara mu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu ..."

(Surah Al-Hujurat: Ayat 13)

Ertinya, semakin banyak orang mengetahui tentang Allah dan semakin mentaati perintah-Nya, maka akan semakin tinggi pulalah kedudukannya di mata Allah.

Nabi Ibrahim 'alaihissalam dilahirkan di tengah-tengah keluarga seorang penyembah berhala, tetapi beliau mengenal Allah dan mentaati perintah-Nya. Itulah sebabnya Allah mengangkat nya sebagai imam seluruh dunia.

Anak Nabi Nuh di-lahirkan dalam keluarga seorang Nabi, tetapi ia tidak mengerti tentang Allah dan tidak mentaati perintah-Nya. Itulah sebabnya mengapa Allah menghukumnya sedemikian rupa tanpa memperdulikan keluarganya, hingga kisah nya menjadi contoh bagi seluruh dunia.

Kerana itu marilah kita fahami benar-benar bahawa apa pun perbezaan yang ada antara seorang manusia dengan manusia yang lain, dalam pandangan Allah hal itu berhubungan erat dengan pengetahuan dan perbuatan. Baik di dunia ini mahupun di akhirat nanti, rahmat Allah dilimpahkan kepada mereka yang mengerti akan Allah, tahu jalan yang benar yang ditunjukkan-Nya, dan melaksanakan perintah-perintah-Nya.

Mereka yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan ini sama saja kedudukannya dengan mereka yang kafir, dan tidak berhak memperolehi rahmat-Nya, sama ada mereka bernama 'Abdullah, 'Abdurrahman, Joni atau Kartar Singh.


Ini salah satu bukti bahawa kita orang muslim sudah terikot dengan cara pemakian orang kafir. Fesyen bertdung zaman sekarang yang dibanggakan ramai. Hadis nabi, “Barangsiapa yang meniru sesuatu kaum, maka ia termasuk dari kalangan mereka“.. – Riwayat Abu Daud.

RAMAI MASIH BELUM MENGETAHUINYA, JADI SAMPAIKANLAH KEPADA MEREKA…SAMA-SAMA KITA MENGUBAHNYA...

Monday, August 16, 2010

Sunnah Rasulullah SAW

Pentingnya sunnah Rasulullah

Dari Anas bin Malik ra. katanya, Rasulullah SAW telah berkata kepadaku: 'Hai anakku! Jika engkau mampu tidak menyimpan dendam kepada orang lain sejak dari pagi sampai ke petangmu, hendaklah engkau kekalkan kelakuan itu! Kemudian beliau menyambung pula: Hai anakku! Itulah perjalananku (sunnahku), dan barangsiapa yang menyukai sunnahku, maka dia telah menyukaiku, dan barangsiapa yang menyukaiku, dia akan berada denganku di dalam syurga! ' (Riwayat Tarmidzi)

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi SAW yang berkata: "Barangsiapa yang berpegang dengan sunnahku, ketika merata kerusakan pada ummatku, maka baginya pahala seratus orang yang mati syahid". (Riwayat Baihaqi) Dalam riwayat Thabarani dari Abu Hurairah ra. ada sedikit perbedaan, yaitu katanya: Baginya pahala orang yang mati syahid. (At-Targhib Wat-Tarhib 1: 44)

Thabarani dan Abu Nu'aim telah mengeluarkan sebuah Hadis marfuk yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. bahwa Nabi SAW telah bersabda: Orang yang berpegang kepada sunnahku dalam zaman kerusakan ummatku akan mendapat pahala orang yang mati syahid. Hakim pula meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. juga bahwa Nabi SAW telah berkata: Orang yang berpegang kepada sunnahku dalam masa perselisihan diantara ummatku adalah seperti orang yang menggenggam bara api. (Kanzul Ummal 1: 47)

Dan Muslim pula meriwayatkan dari Anas ra. dari Rasulullah SAW katanya: Orang yang tidak suka kepada sunnahku, bukanlah dia dari golonganku! Demikian pula yang dikeluarkan oleh Ibnu Asakir dari Ibnu Umar ra. cuma ada tambahan di permulaannya berbunyi: Barangsiapa yang berpegang kepada sunnahku, maka dia dari golonganku.

Kemudian Daraquthni pula mengeluarkan sebuah Hadis dari Siti Aisyah r.a. dari Nabi SAW katanya: Sesiapa yang berpegang kepada sunnahku akan memasuki syurga!

Dan dikeluarkan oleh As-Sajzi dari Anas ra. dari Nabi SAW katanya: Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka dia telah mengasihiku, dan siapa yang mengasihiku dia akan memasuki syurga bersama-sama aku!


Sifat-sifat Rasulullah...

Fizikal Nabi
Telah dikeluarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia berkata: Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.

Kebiasaan Nabi
Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!Jawab pamanku: Adalah Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak berfikir, tidak pernah beristirshat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia dapat membelanya.

Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum, dan bila baginda ketawa, baginda ketawa seperti embun yang dingin.

Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu.

Rumah Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain.
Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama. Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu, maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, coba menunjuki mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua orang dengan mengingatkan pula: "Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, niscaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat", tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu saja.
Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya.

Luaran Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa memuliakan ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak. Kadang-kadang baginda mengingatkan orang ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga hati mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan.
Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah, tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa keadaan sekalipun.

Majlis Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi SAW dan bagaimana caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majelis, atau bangun daripadanya, melainkan baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah baginda duduk sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda terus melayaninya dengan penuh kesabaran hinggalah orang itu bangun dan kembali.
Baginda tidak pemah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan, jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya. Budipekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Baginda dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan.

Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut, tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala.
Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila baginda berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa bila dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka merasa takjub. Baginda selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda tetap menyabarkan mereka dengan berkata: "Jika kamu dapati seseorang yang perlu datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!". Baginda juga tidak mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya pun, baginda tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah memotong bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah baginda berbicara, atau baginda menjauh dari tempat itu.

Diamnya Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan empat hal, yaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan yang buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan manfaat buat ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat.

Saturday, July 10, 2010

Peristiwa Israk dan Mikraj


Peristiwa Israk Mikraj Nabi Muhammad S.A.W. – 27 Rejab

1. Sebelum Israk dan Mikraj

Rasulullah S. A. W. mengalami pembedahan dada / perut, dilakukan oleh malaikat Jibrail dan Mika’il. Hati Baginda S. A. W.. dicuci dengan air zamzam, dibuang ketul hitam (‘alaqah) iaitu tempat syaitan membisikkan waswasnya. Kemudian dituangkan hikmat, ilmu, dan iman. ke dalam dada Rasulullah S. A. W. Setelah itu, dadanya dijahit dan dimeterikan dengan “khatimin nubuwwah”. Selesai pembedahan, didatangkan binatang bernama Buraq untuk ditunggangi oleh Rasulullah dalam perjalanan luar biasa yang dinamakan “Israk” itu.

2. Semasa Israk (Perjalanan dari Masjidil-Haram ke Masjidil-Aqsa):

Sepanjang perjalanan (israk) itu Rasulullah S. A. W. diiringi (ditemani) oleh malaikat Jibrail dan Israfil. Tiba di tempat-tempat tertentu (tempat-tempat yang mulia dan bersejarah), Rasulullah telah diarah oleh Jibrail supaya berhenti dan bersembahyang sebanyak dua rakaat. Antara tempat-tempat berkenaan ialah:

i. Negeri Thaibah (Madinah), tempat di mana Rasulullah akan melakukan hijrah. ii. Bukit Tursina, iaitu tempat Nabi Musa A. S. menerima wahyu daripada Allah; iii. Baitul-Laham (tempat Nabi ‘Isa A. S. dilahirkan);

Dalam perjalanan itu juga baginda Rasulullah S. A. W. menghadapi gangguan jin ‘Afrit dengan api jamung dan dapat menyasikan peristiwa-peristiwa simbolik yang amat ajaib. Antaranya :

- Kaum yang sedang bertanam dan terus menuai hasil tanaman mereka. apabila dituai, hasil (buah) yang baru keluar semula seolah-olah belum lagi dituai. Hal ini berlaku berulang-ulang. Rasulullah S. A. W. dibertahu oleh Jibrail : Itulah kaum yang berjihad “Fisabilillah” yang digandakan pahala kebajikan sebanyak 700 kali ganda bahkan sehingga gandaan yang lebih banyak.

- Tempat yang berbau harum. Rasulullah S. A. W. diberitahu oleh Jibrail : Itulah bau kubur Mayitah (tukang sisir rambut anak Fir’aun) bersama suaminya dan anak-anak-nya (termasuk bayi yang dapat bercakap untuk menguatkan iman ibunya) yang dibunuh oleh Fir’aun kerana tetapt teguh beriman kepada Allah (tak mahu mengakui Fir’aun sebagai Tuhan).

- Sekumpulan orang yang sedang memecahkan kepala mereka. Setiap kali dipecahkan, kepala mereka sembuh kembali, lalu dipecahkan pula. Demikian dilakukan berkali-kali. Jibrail memberitahu Rasulullah: Itulah orang-orang yang berat kepala mereka untuk sujud (sembahyang).

- Sekumpulan orang yang hanya menutup kemaluan mereka (qubul dan dubur) dengan secebis kain. Mereka dihalau seperti binatang ternakan. Mereka makan bara api dan batu dari neraka Jahannam. Kata Jibrail : Itulah orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat harta mereka.

- Satu kaum, lelaki dan perempuan, yang memakan daging mentah yang busuk sedangkan daging masak ada di sisi mereka. Kata Jibrail: Itulah lelaki dan perempuan yang melakukan zina sedangkan lelaki dan perempuan itu masing-masing mempunyai isteri / suami.

- Lelaki yang berenang dalam sungai darah dan dilontarkan batu. Kata Jibrail: Itulah orang yang makan riba`.

- Lelaki yang menghimpun seberkas kayu dan dia tak terdaya memikulnya, tapi ditambah lagi kayu yang lain. Kata Jibrail: Itulah orang tak dapat menunaikan amanah tetapi masih menerima amanah yang lain.

- Satu kaum yang sedang menggunting lidah dan bibir mereka dengan penggunting besi berkali-kali. Setiap kali digunting, lidah dan bibir mereka kembali seperti biasa. Kata Jibrail: Itulah orang yang membuat fitnah dan mengatakan sesuatu yang dia sendiri tidak melakukannya.

- Kaum yang mencakar muka dan dada mereka dengan kuku tembaga mereka. Kata Jibrail: Itulah orang yang memakan daging manusia (mengumpat) dan menjatuhkan maruah (mencela, menghinakan) orang.

- Seekor lembu jantan yang besar keluar dari lubang yang sempit. Tak dapat dimasukinya semula lubang itu. Kata Jibrail: Itulah orang yang bercakap besar (Takabbur). Kemudian menyesal, tapi sudah terlambat.

- Seorang perempuan dengan dulang yang penuh dengan pelbagai perhiasan. Rasulullah tidak memperdulikannya. Kata Jibrail: Itulah dunia. Jika Rasulullah memberi perhatian kepadanya, nescaya umat Islam akan mengutamakan dunia daripada akhirat.

- Seorang perempuan tua duduk di tengah jalan dan menyuruh Rasulullah berhenti. Rasulullah S. A. W. tidak menghiraukannya. Kata Jibrail: Itulah orang yang mensesiakan umurnya sampai ke tua.

- Seorang perempuan bongkok tiga menahan Rasulullah untuk bertanyakan sesuatu. Kata Jibrail: Itulah gambaran umur dunia yang sangat tua dan menanti saat hari kiamat.

Setibanya di masjid Al-Aqsa, Rasulullah turun dari Buraq. Kemudian masuk ke dalam masjid dan mengimamkan sembahyang dua rakaat dengan segala anbia` dan mursalin menjadi makmum.

Rasulullah S. A. W. terasa dahaga, lalu dibawa Jibrail dua bejana yang berisi arak dan susu. Rasulullah memilih susu lalu diminumnya. Kata Jibrail: Baginda membuat pilhan yang betul. Jika arak itu dipilih, nescaya ramai umat baginda akan menjadi sesat.

3. Semasa Mikraj (Naik ke Hadhratul-Qudus Menemui Allah):

Didatangkan Mikraj (tangga) yang indah dari syurga. Rasulullah S. A. W. dan Jibrail naik ke atas tangga pertama lalu terangkat ke pintu langit dunia (pintu Hafzhah).

1. Langit Pertama: Rasulullah S. A. W. dan Jibrail masuk ke langit pertama, lalu berjumpa dengan Nabi Adam A. S. Kemudian dapat melihat orang-orang yang makan riba` dan harta anak yatim dan melihat orang berzina yang rupa dan kelakuan mereka sangat huduh dan buruk. Penzina lelaki bergantung pada susu penzina perempuan.

11. Langit Kedua: Nabi S. A. W. dan Jibrail naik tangga langit yang kedua, lalu masuk dan bertemu dengan Nabi ‘Isa A. S. dan Nabi Yahya A. S.

111. Langit Ketiga: Naik langit ketiga. Bertemu dengan Nabi Yusuf A. S.

1v. Langit Keempat: Naik tangga langit keempat. Bertemu dengan Nabi Idris A. S.

v. Langit Kelima: Naik tangga langit kelima. Bertemu dengan Nabi Harun A. S. yang dikelilingi oleh kaumnya Bani Israil.

v1. Langit Keenam: Naik tangga langit keenam. Bertemu dengan Nabi-Nabi. Seterusnya dengan Nabi Musa A. S. Rasulullah mengangkat kepala (disuruh oleh Jibrail) lalu dapat melihat umat baginda sendiri yang ramai, termasuk 70,000 orang yang masuk syurga tanpa hisab.

v11. Langit Ketujuh: Naik tangga langit ketujuh dan masuk langit ketujuh lalu bertemu dengan Nabi Ibrahim Khalilullah yang sedang bersandar di Baitul-Ma’mur dihadapi oleh beberapa kaumnya. Kepada Rasulullah S. A. W., Nabi Ibrahim A. S. bersabda, “Engkau akan berjumapa dengan Allah pada malam ini. Umatmu adalah akhir umat dan terlalu dha’if, maka berdoalah untuk umatmu. Suruhlah umatmu menanam tanaman syurga iaitu lah HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH”. Mengikut riwayat lain, Nabi Irahim A. S. bersabda, “Sampaikan salamku kepada umatmu dan beritahu mereka, syurga itu baik tanahnya, tawar airnya dan tanamannya ialah lima kalimah, iaitu: SUBHANALLAH, WAL-HAMDULILLAH, WA lah ILAHA ILLALLAH ALLAHU AKBAR dan WA lah HAULA WA lah QUWWATA ILLA BILLAHIL- ‘ALIYYIL-’AZHIM. Bagi orang yang membaca setiap kalimah ini akan ditanamkan sepohon pokok dalam syurga”. Setelah melihat beberpa peristiwa! lain yang ajaib. Rasulullah dan Jibrail masuk ke dalam Baitul-Makmur dan bersembahyang (Baitul-Makmur ini betul-betul di atas Baitullah di Mekah).

11x. Tangga Kelapan: Di sinilah disebut “al-Kursi” yang berbetulan dengan dahan pokok Sidratul-Muntaha. Rasulullah S. A. W. menyaksikan pelbagai keajaiban pada pokok itu: Sungai air yang tak berubah, sungai susu, sungai arak dan sungai madu lebah. Buah, daun-daun, batang dan dahannya berubah-ubah warna dan bertukar menjadi permata-permata yang indah. Unggas-unggas emas berterbangan. Semua keindahan itu tak terperi oleh manusia. Baginda Rasulullah S. A. W. dapat menyaksikan pula sungai Al-Kautsar yang terus masuk ke syurga. Seterusnya baginda masuk ke syurga dan melihat neraka berserta dengan Malik penunggunya.

1x. Tangga Kesembilan: Di sini berbetulan dengan pucuk pokok Sidratul-Muntaha. Rasulullah S. A. W. masuk di dalam nur dan naik ke Mustawa dan Sharirul-Aqlam. Lalu dapat melihat seorang lelaki yang ghaib di dalam nur ‘Arasy, iaitu lelaki di dunia yang lidahnya sering basah berzikir, hatinya tertumpu penuh kepada masjid dan tidak memaki ibu bapanya.

x. Rabbul-Arbab lalu dapat menyaksikan Allah S. W. T. dengan mata kepalanya, lantas sujud. Kemudian berlakulah dialog antara Allah dan Muhammad, Rasul-Nya:

Allah S. W. T : Ya Muhammad. Rasulullah : Labbaika. Allah S. W. T : Angkatlah kepalamu dan bermohonlah, Kami perkenankan. Rasulullah : Ya, Rabb. Engkau telah ambil Ibrahim sebagai Khalil dan Engkau berikan dia kerajaan yang besar. Engkau berkata-kata dengan Musa. Engkau berikan Dawud kerajaan yang besar dan dapat melembutkan besi. Engkau kurniakan kerajaan kepada Sulaiman yang tidak Engkau kurniakan kepada sesiapa pun dan memudahkan Sulaiman menguasai jin, manusia, syaitan dan angin. Engkau ajarkan ‘Isa Taurat dan Injil. Dengan izin-Mu, dia dapat menyembuhkan orang buta, orang sufaq dan menghidupkan orang mati. Engkau lindungi dia dan ibunya daripada syaitan. Allah S. W. T : aku ambilmu sebagai kekasih. Aku perkenankanmu sebagai penyampai berita gembira dan amaran kepada umatmu. Aku buka dadamu dan buangkan dosamu. Aku jadikan umatmu sebaik-baik umat. Aku beri keutamaan dan keistimewaan kepadamu pada hari qiamat. Aku kurniakan tujuh ayat (surah Al-Fatihah) yang tidak aku kurniakan kepada sesiapa sebelummu. Aku berikanmu ayat-ayat di akhir surah al-Baqarah sebagai suatu perbendaharaan di bawah ‘Arasy. Aku berikan habuan daripada kelebihan Islam, hijrah, sedekah dan amar makruf dan nahi munkar. Aku kurniakanmu panji-panji Liwa-ul-hamd, maka Adam dan semua yang lainnya di bawah panji-panjimu. Dan aku fardhukan atasmu dan umatmu lima puluh (waktu) sembahyang.

4. Selesai munajat, Rasulullah S. A. W. di bawa menemui Nabi Ibrahim A. S. kemudian Nabi Musa A. S. yang kemudiannya menyuruh Rasulullah S. A. W. merayu kepada Allah S. W. T agar diberi keringanan, mengurangkan jumlah waktu sembahyang itu. Selepas sembilan kali merayu, (setiap kali dikurangkan lima waktu), akhirnya Allah perkenan memfardhukan sembahyang lima waktu sehari semalam dengan mengekalkan nilainya sebanyak 50 waktu juga.

5. Selepas Mikraj

Rasulullah S. A. W. turun ke langit dunia semula. Seterusnya turun ke Baitul-Maqdis. Lalu menunggang Buraq perjalanan pulang ke Mekah pada malam yang sama. Dalam perjalanan ini baginda bertemu dengan beberapa peristiwa yang kemudiannya menjadi saksi (bukti) peristiwa Israk dan Mikraj yang amat ajaib itu (Daripada satu riwayat peristiwa itu berlaku pada malam Isnin, 27 Rejab, kira-kira 18 bulan sebelum hijrah). Wallahu’alam.

(Sumber : Kitab Jam’ul-Fawaa`id) Kesimpulannya, peristiwa Israk dan Mikraj bukan hanya sekadar sebuah kisah sejarah yang diceritakan kembali setiap kali 27 Rejab menjelang. Adalah lebih penting untuk kita menghayati pengajaran di sebalik peristiwa tersebut bagi meneladani perkara yang baik dan menjauhi perkara yang tidak baik. Peristiwa Israk dan Mikraj yang memperlihatkan pelbagai kejadian aneh yang penuh pengajaran seharusnya memberi keinsafan kepada kita agar sentiasa mengingati Allah dan takut kepada kekuasaan-Nya.

Seandainya peristiwa dalam Israk dan Mikraj ini dipelajari dan dihayati benar-benar kemungkinan manusia mampu mengelakkan dirinya daripada melakukan berbagai-bagai kejahatan. Kejadian Israk dan Mikraj juga adalah untuk menguji umat Islam (apakah percaya atau tidak dengan peristiwa tersebut). Orang-orang kafir di zaman Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam langsung tidak mempercayai, malahan memperolok-olokkan Nabi sebaik-baik Nabi bercerita kepada mereka.

Peristiwa Israk dan Mikraj itu merupakan ujian dan mukjizat yang membuktikan kudrat atau kekuasaan Allah Subhanahu Wataala. Allah Subhanahu Wataala telah menunjukkan bukti-bukti kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam.

Mafhum Firman Allah S. W. T. : “Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebahagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Surah Al-Israa’: Ayat 1). wallahua’lam..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...